Buku Tamu

Anda adalah pengunjung ke
View My Stats
  • Isi Buku Tamu
  • Lihat Buku Tamu


  • |

  • Kembali ke Halaman Depan
  • Sampel Artikel
  • PANDUAN PENULISAN NASKAH


  • Jumat, 27 Januari 2012

    Penerapan Metode Drill pada Latihan Motorik Halus dengan Menggunakan Barang Bekas

    Penerapan Metode Drill pada Latihan Motorik Halus dengan Menggunakan Barang Bekas yang Menimbulkan Bunyi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Siswa Cerebral Palsy KelasI-D1 SLB-D1 YPAC Surakarta

    Nikmah
    Lembaganya apa?


    ABSTRAK

    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah penerapan metode drill pada latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi dapat meningkatkan hasil belajar menulis pada pelajaran bahasa indonesia pada anak cerebral palsy (CP) kelas I D1 di SLB-D1 YPAC Surakarta. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan subyek pelaku tindakan seorang guru kelas I-D1 dan subyek penerima tindakan adalah tujuh orang siswa. Penelitian dilaksanakan melalui 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data prestasi belajar menulis menggunakan tes. Untuk analisa data yang digunakan analisa perbandingan berdasar pencapaian skor hasil belajarnya, dengan indikator ketuntasan apabila 75% dari jumlah siswa mendapat nilai 60 keatas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata aktivitas menulis dari siklus I ke siklus II sebesar 14,29 %, dan dari siklus II ke siklus III sebesar 22,86 %. Dengan demikian, metode drill pada latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi pada siswa kelas I-D1 SLB-D1 YPAC Surakarta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar menulisnya.
    Kata kunci: drill, motorik halus, bunyi, menulis, cerebral palsy (CP)


    PENDAHULUAN


    Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Luar Biasa sangat penting artinya dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat keterampilan yang harus dikuasai siswa yaitu menyimak (mendengarkan), membaca, berbicara, dan menulis. Peneliti sangat tertarik dan terdorong untuk meneliti dan mengembangkan salah satu aspek dari keempat macam keterampilan tersebut yaitu keterampilan menulis untuk menuangkan ide atau gagasan.
    Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah kurangnya kemampuan siswa dalam hal motorik, kurangnya siswa berkonsentrasi dan kurangnya guru untuk membimbing siswa dalam menuangkan ide atau gagasan melalui tulisan. Mereka jarang menggunakan media yang menarik minat siswa dalam latihan motorik halus dan latihan menulis, sehingga pada gilirannya kemampuan siswa dalam menulis tidak memuaskan atau rendah.
    Agar pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis pada anak-anak tunadaksa khususnya anak Cerebral Palsy(CP) yang mengalami gangguan gerak (motoriknya) dapat efektif, dapat dilakukan berbagai cara. Selain mengadakan latihan, juga diperlukan pemahaman konsep melalui survey, pengamatan dan tanya jawab.
    Pembelajaran menulis bagi anak tunadaksa khususnya bagi anak CP sangatlah sulit dilakukan, masalahnya anak CP mengalami gangguan motorik (tangannya kaku, jemarinya kaku, lemas bahkan ada juga yang kaku tetapi kemampuannya ototnya tidak ada), karena adanya gangguan motorik sehingga anak mengalami kesulitan dalam memegang pensil, menggerakkan pensil pada saat menulis, menfokuskan penglihatan dengan gerakan tangan saat menulis, serta dalam menfokuskan fikiran/konsentrasi pada satu hal.
    Untuk mengatasi masalah tersebut, anak CP perlu latihan khusus yaitu latihan motorik halus yang sangat berguna untuk membantu melenturkan otot-otot yang kaku, memberikan kekuatan untuk otot yang lemas, menambah konsentrasi dalam koordinasi gerak dengan penglihatannya (sensor motorik).
    MenurutSoeharso (1959) CP adalah cacat yang sifatnya gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan dari fungsi otot-otot dan urat syaraf (neuromuscular disorders) dan sebabnya terletak didalam otak. Disamping gangguan-gangguan otot dan urat syaraf, anak CP kadang juga mengalami gangguan dalam panca indra (sensory disorders), ingatannya (mental disorders), serta perasaan dan jiwanya (psychological disorders).
    CP dapat disebabkan karena kurangnya oksigen yang sampai pada otak saat kelahiran. Peristiwa kurangnya oksigen ini dapat bermacam-macam. Misalnya kerusakan pada ibu saat melahirkan anak dapat membahayakan bayi, pemisahan plasenta (ari-ari) terlalu cepat pada saat kelahiran. Atau pernapasan yang terlalu sukar di hari-hari pertama kehidupan anak. Luka pada kepala dapat menyebabkan rusaknya sel-sel otak. Kondisi keturunan, kelainan pada kandungan, dan penyakit seperti meningitis selama masa bayi (Abdul Salim, 1996:94).
    Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang lumpuh, Cerebrol Palsy dapat digolongkan menjadi 6 (enam) golongan yaitu: 1)Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh misal kaki kiri sedang kaki kanan dan kedua tangannya normal, 2)Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya tangan kanan dan kaki kanan, atau tangan kiri dan kaki kiri, 3)Paraplegia, lumpuh pada kedua tungkai kakinya, 4)Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri (paraplegia),5)Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh, dan 6)Quadriplegia, anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhnya anggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan dan kedua kakinya, quadriplegia disebutnya juga tetraplegia (Direktorat PSLB, 2007).
    Sedangkan penggolongan menurut fisiologi, kelainan gerak dilihat dari segi letakkelainan di otak dan fungsi geraknya (motorik), anak CP dibedakan atasspastic, athetoid, ataxia, tremor, rigid, dan tipe campuran.
    Salah satu masalah mendasar yang banyak dihadapi anak CP adalah aspek motorik, termasuk motorik halus. Menurut Pearces (1985) motorik (daerah motorik) adalah awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain dari tubuh, keseluruhan tubuh justru diwujudkan terbalik yaitu dari daerah motorik yang mengendalikan anggota badan bawah, badan anggota atas, leher dan akhirnya ke kepala. Sedangkan motorik halus adalah kemampuan otot-otot kecil untuk melaksanakan gerakan-gerakan dimana kemampuan otot-otot dapat dipengaruhi oleh aspek-aspek lain, misalnya sensasi tarik, gerak otot.
    Termasuk gerakan motorik halus adalah:
    a. Gerak koordinasi motorik halus, yaitu menggenggam, meraih, menjimpit, menjumput, menggerakkan, meremas kertas, menulis, mewarnai, menggunting kertas, menempel kertas, melipat kertas, membuka dan menutup ujung jari, meronce manik-manik.
    b. Gerak koordinasi mata tangan, yaitu meletakkan mengambil benda dalam berbagai posisi, menyusun urutan dari tinggi ke yang rendah, menyusun benda dari besar ke kecil, menyusun bermacam-macam balok, membong¬kar dan memasang puzzle.
    c. Gerak koordinasi mata kaki, yaitu melangkah kaki dalam berbagai pola dan bentuk, menendang bola dengan berbagai ukuran.
    d. Gerak koordinasi mata, tangan, dan kaki dalam bentuk permainan, yaitu bermain kelereng, melempar dan menangkap bola.
    Bagi anak tunadaksa kekuatan otot sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan gerak mereka, karena kekuatan otot adalah kunci untuk beraktifitas setiap saat. Salah satu masalah besar yang dialami anak tunadaksa khususnya anak CP adalah adanya penurunan fungsi otot,untuk itu diperlukan latihan motorik secara rutin dan terus menerus.
    Latihan motorik harus diberikan agar gerakan anak dapat tepat menuju sasaran sesuai dengan isi perintah/tujuan, dengan fungsi utama untuk melemaskan otot dan sendinya.
    Metode drill adalah salah satu cara latihan motorik halus dengan cara mengajar melalui latihan secara berulang-ulang, terus-menerus atau secara teratur. Metode drill sangat cocok untuk mengajarkan keterampilan motorik. Suwarna (2006: 111) menjelaskan bahwa metode drill sangat cocok untuk mengajarkan keterampilan motorik maupun keterampilan mental. Dengan demikian metode drill sangat cocok dipakai untuk melatih motorik halus bagi anak CP. Agar pelaksanaan drill atau latihan dapat berjalan dengan lancar, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:a) perlu adanya penjelasan tentang tujuan latihan,b) perlu adanya penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan,c)lama latihan perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa,d) perlu adanya kegiatan selingan, sehingga anak tidak merasa bosan, dan e) jika ada kesalahan harus segera diadakan perbaikan. (Suwarna, 2006: 111).
    Dalam penerapan metode drill pada latihan motorik halus ini, siswa di latih secara individual, karena setiap siswa mempunyai kemampuan motorik, kecerdasan, mental yang berbeda-beda jumlah siswa hanya sedikit yaitu hanya tujuh orang anak. Tujuh orang anak ini yang dijadikan subyek penelitian.
    Sebelum memberikan keterampilan menulis hendaknya guru mengadakan asesmen. Asesmen yang paling praktis adalah menganalisa sampel hasil tulisan anak (Depdiknas,2002:7). Dengan asesmen kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi anak. Misalnya dengan mengamati cara anak memegang kertas, posisi kertas, posisi duduk, jarak mata dan buku, kondisi emosional anak, serta sikap-sikap yang ditunjukkan selama proses belajar menulis. Melalui pengamatan ini guru guru dapat mencermati kesulitan yang dihadapi dan kesiapannya dalam menulis.
    Secara umum, termasuk dalam kesulitan menulis, antara lain: a)terlalu lambat menulis, b) salah arah pada penulisan huruf, c) tidak tepat dalam mengikuti garis horizontal, d) bentuk huruf atau angka tidak terbaca, dan e) tekanan pensil tidak tepat (terlalu tebal atau terlalu tipis). Kesulitan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya, gangguan motorik, gangguan emosi, gangguan persepsi visual, atau gangguan ingatan.
    Berdasarkan hal-hal di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode drill pada latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi dapat meningkatkan hasil belajar menulis pada pelajaran bahasa indonesia pada anak CP kelas I D1 di SLB-D1 YPAC Surakarta?



    METODE



    Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan secara kolaboratif di SLB-D1 YPAC Surakarta dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun 2008/2009.Subyek pelaku tindakan seorang guru kelas I-D1. Subyek penerima tindakan adalah tujuh (7) orang siswa kelas I-D1 semester I tahun pelajaran 2008/2009. Subyek yang membantu dalam penelitian ini adalah seorang guru kelas I-D (kelas regular) YPAC Surakarta sebagai pengamat yaitu Sri Yuliani S.Pd.
    Penelitian dilaksanakan melalui 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah direncanakan dan didesain dalam variabel yang diteliti. Untuk melihat aktifitas belajar siswa digunakan metode observasi. Hasil observasi tersebut sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar menulis.
    Sebagai penelitian tindakan, pengembangan model didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: Perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, refleksi reflecting(Suharsimi Arikunto, 2003:38). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang.
    Pengumpulan data prestasi belajar menulis menggunakan tes pada observasi awal dan tes pada akhir setiap siklus. Maksudnya bahwa data dikumpulkan dari hasil kegiatan yang dilaksanakan dari satu siklus ke siklus berikutnya.
    Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah analisa perbandingan yang dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa nilai. Data nilai menulis yang diperoleh selanjutnya ditabulasikan secara nominal dan kemudian ditentukan prosentasenya, dari prosentase itu akan dideskripsikan kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa.
    Penerapan metode drill dalam latihan motorik halus ini, siswa dilatih dengan cara berulang-ulang secara individual, menyesuaikan dengan karakteristik. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:(1) Anak yang pendiam duduk berdekatan anak yang banyak bicaranya, sehingga pada saat latihan anak yang banyak bicaranya dapat memperhatikan penjelasan dari guru dan pada saat latihan dapat tenang, (2) Siswa meremas tissue, meremas kertas, meremas plastisin pada saat meremas menggunakan tangan yang dipakai menulis dilanjutkan dengan relaksasi, (3) Setiap anak di beri satu alat (barang bekas yang dapat menimbulkan bunyi, misal botol “Yakult” diisi pasir/kacang hijau/ benda yang lain), (4) Setelah setiap anak memegang alat, guru meminta anak membunyikan alat secara individual (satu-persatu secara bergantian). Semua siswa membunyikan alat bersama-sama sambil bernyanyi. Guru mengingatkan bahwa latihan dengan sungguh-sungguh dan kebersamaan akan menghasilkan kekuatan, apabila otot tangan kuat maka siswa dapat menulis dengan baik dengan tekanan yang baik.
    Dalam penelitianini, guru kelas membuat panduan materi yang akan digunakan untuk menulis. Materi yang digunakan meliputi: (1) Gerakan tangan ke berbagai arah, yaitu atas bawah, kiri kanan, depan belakang. (2) Menelusuri bentuk-bentuk geometri dan garis putus-putus. (3) Menghubungkan titik-titik, (4) Membuat garis horizontal dari kiri ke kanan, (5) Membuat garis vertikal dari atas ke bawah, (6) Membuat lingkaran dengan arah jarum jam, dengan arah berlawanan, dan membuat garis lengkung, (7) Membuat garis-garis sejajar miring., (8) Menyalin bentuk sederhana, (9) Menyebutkan nama hutuf dan menjelaskan perbedaan dan persamaan bentuk antara huruf atau angka, dan (10) Menyalin tulisan atau menulis kata.
    Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah hasil belajar menulis siswa kelas I-D1 YPAC Surakarta dikatakan tuntas, apabila 75% dari jumlah siswa mendapat nilai 60 keatas. Sedangkan penelitiannya sendiri dilakukan setiap hari selama 85 hari, setiap hari 60 menit. Setiap hari dilakukan latihan motorik halus 20 menit dan menulis 40 menit.


    HASIL DAN PEMBAHASAN


    Siklus I
    Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus sampai 30 Agustus 2008. Langkah yang ditempuh dalam persisapan kegiatan adalah penulis menyiapkan data dan identitas diri dan lembar tugas nomor 1 serta lembar refleksi dan lembar pengamat, alat latihan motorik halus dan juga lembar tugas siswa yaitu menulis.Tugas menulis ada pada lampiran.
    ¬Langkah siklus I: a. Guru mengatur tempat duduk siswa, siswa yang motoriknya bagus ditempatkan di samping kiri atau kanan, dilanjukan senam jari (meremas kertas tipis lalu plastisin). b. Menggerakkan alat latihan secara individu. Dilanjutkan menyanyi sambil mengerakkan tangan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi (seperti bermain musik bersama). Anak termotivasi sehingga tidak terasa motorik siswa bergerak menyesuikan lagu yang didengar. c. Guru membagikan tugas menulis kepada semua siswa, meliputi: 1).Gerakan tangan ke berbagai arah, yaitu atas bawah, kiri kanan,depan belakang, 2). Menelusuri bentuk-bentuk geometri dan garis putus-putus, dan 3). Menghubungkan titik-titik.
    Siklus II
    Siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 September 2008 sampai 31 Oktober 2008 (30 hari). Langkah persiapan latihan sama dengan siklus I hanya saja siswa sudah menyiapkan alat-alat sendiri sebelum latihan dan latihan mulai dipimpin oleh siswa yang bertugas. Materi menulis adalah: 1) membuat garis horizontal dari kiri ke kanan, 2) membuat garis vertical dari atas ke bawah, 3) membuat lingkaran dengan arah jarum jam, dengan arah berlawanan, dan membuat garis lengkung, dan 4) membuat garis-garis sejajar miring. Pada siklus ini langkah-langkahnya sebagai berikut:
    a. Siswa duduk sesuai tempat duduk yang telah ditentukan (setiap seminggu sekali tempat duduk berputar searah jarum jam).
    b. Menggerakkan alat latihan secara individu. Dilanjutkan menyanyi sambil mengerakkan tangan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi (seperti bermain musik bersama). Anak termotivasi sehingga tidak terasa motorik siswa bergerak menyesuikan lagu yang didengar (siswa yang bertugas yang memimpin latihan).
    c. Guru membagikan tugas menulis kepada semua siswa sesuai materi yang disepakati.
    Siklus III
    Siklus III dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 29 Nopember 2009. Langkah persiapan latihan sama dengan siklus I dan II hanya saja dalam latihan ini siswa sudah menyiapkan sendiri alat-alat dan latihan dimulai dipimpin oleh siswa yang bertugas. Materi menulis adalah: 1) menyalin bentuk sederhana, 2) menyebutkan nama hutuf dan menjelaskan perbedaan dan persamaan bentuk antara huruf atau angka, 3) menyalin tulisan atau menulis kata. Adapun langkah-langkah dalam sikulus ini meliputi:
    a. Siswa duduk di lantai dengan alas matras untuk sedikit berganti suasana supaya siswa tidak jenuh.
    b. Menggerakkan alat latihan secara individu, dilanjutkan menyanyi sambil mengerakkan tangan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi (seperti bermain musik bersama). Anak termotivasi sehingga tidak terasa motorik siswa bergerak menyesuikan lagu yang didenga (siswa yang bertugas yang memimpin latihan).
    c. Guru membagikan tugas menulis kepada semua siswa sesuai materi yang di sepakati namun siswa duduk di kursi.
    Hasil Belajar Menulis
    Setelah melaksankan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus dan diadakan penilaian akhir pada setiap siklus, kemudian dilakukan perbandingan peningkatan hasil belajar menulis siswa, setelah diterapkan metode drill pada latihan motorik halus menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi untuk meningkatkan hasil belajar menulis dan sekaligus mengadakan refleksi.



    Penilaian awal
    Hasil penilaian awal terhadap kemampuan menulis pada subyek penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut:



    Tabel 1
    Hasil Belajar Menulis Sebelum Menerapkan Metode Drill
    dalam Latihan Motorik Halus Menggunakan Barang Bekas

    Nilai (N) Jumlah (F) N.F Presentasi
    40
    50
    60 1
    4
    2 40
    200
    120 14.28%
    57,14%
    28,57%
    Jumlah 7 360 100%
    Rata-rata 51,42 %


    Adapun rekapitulasi hasil belajar menulis melalui metode drill dalam latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas pada siklus I, 2, dan 3 dapat disajikan dalam tabel 2, sedangkan untukmemperjelas perbandingan dari masing-masing siklus disajikan dalam tabel 3.


    Tabel 2
    Hasil Belajar Menulis Melalui Metode Drill dalam Latihan Motorik Halus
    Menggunakan Barang Bekas pada Siklus I,II, dan III

    Siklus Nilai (N) Jumlah (F) N.F Presentasi
    Siklus 1

    50
    60
    70 2
    2
    3 100
    120
    210 28.6%
    28.6%
    42.8%
    jumlah - 7 430 100%
    Rata-rata 61.43
    Siklus II

    50
    60
    70
    80 1
    2
    3
    1 50
    120
    210
    80 14.3%
    28.6%
    42.8%
    14.3%
    jumlah - 7 460 100%
    Rata-rata 65,71
    Siklus III

    50
    60
    70
    80 -
    1
    3
    3 -
    60
    210
    240 -
    14.3%
    42.8%
    42.8%
    jumlah - 7 510 100%
    Rata-rata 72,85


    Berdasarkan data pada tabel 3, diketahui bahwa pada siklus III nilai rata-rata kelas 72.85 jika dibandingkan dengan nilai prestasi awal nilai rata-rata 65,71 pada siklus III telah menunjukkan peningkatan prosentase yang berarti. Pada siklus III ini siswa yang mendapat nilai dibawah 60 tidak ada (0 %), siswa yang mendapat nilai 60 ada 1 (14,3%), dan siswa yang mendapat nilai diatas 60 ada 6 (85,7%). Dengan demikian ditinjau dari sudut ketuntasan ada peningkatan dari 85,7% menjadi 100%. Sedangkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar menulis setiap siklus, menunjukkan bahwa dalam berdasarkan tes awal, pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 7,15. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 4,28, dan dari siklus ke II ke siklus ke tiga terjadi peningkatan sebesar 7,14. (Tabel 4).
    Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan bahwa hasil belajar menulis siswa CP kelas I-D1 YPAC Surakarta tuntas ditentukan apabila 75% dari jumlah siswa mendapat nilai 60 ke atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 60 keatas mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menulis, seluruh siswa telah berhasil menuntaskan belajarnya.


    Tabel 3
    Perbandingan Hasil Belajar Menulis Menerapkam Metode Dril dalam Latihan Motorik Halus Menggunakan Barang Bekas (Siklus I. II, III)

    Nilai Siklus I Siklus II Siklus III
    Jumlah % Jumlah % Jumlah %
    50
    60
    70
    80 2
    2
    3 28,6%
    28,6%
    42,8% 1
    2
    3
    1 14.3%
    28,6%
    42,8%
    14,3% -
    1
    3
    3 -
    14,3%
    42,8%
    42,8%
    Jumlah 7 100% 7 100% 7 100 %
    Rata-rata 61,43 65,71 72,85

    Tabel 4
    Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Menulis Setiap Siklus

    Nilai Rata-rata Peningkatan
    Tes Awal 54,28 -
    Siklus I 61,43 07,15
    Siklus II 65,71 04,28
    Siklus III 72,85 07,14


    Penilaian Hasil Aktivitas Latihan Motorik Halus Menggunakan Barang Bekas
    Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa hasil aktivitas latihan motorik halus dengan metode drill dengan menggunakan barang bekas pada siklus I, II, dan III dapat disajikan pada tabel 5, sedangkan peningkatan yang dicapai dari masing-masing siklus berdasar atas nilai rata-ratanya dapat disajikan dalam tabel 6.

    Berdasarkan data tabel tersebut, dapat ditafsirkan bahwa penerapan metode drill pada latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi mampu meningkatkan semua aktvitas belajar menulis (mendengar¬kan guru, memegang benda dengan benar, menggerakkan benda dengan baik, menulis dengan tekanan pensil, dan menulis mengikuti petunjuk) pada semua siswa, yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata aktivitas menulis dari siklus I ke siklus II sebesar 14,29 %, dan daro siklus II ke siklus III sebesar 22,86 %.


    Tabel 5
    Hasil Aktivitas Siswa dalam Latihan Motorik Halus Menggunakan Barang Bekas

    Aktivitas Siklus I Siklus II Siklus III
    Jml % Jml % Jml %
    Mendengarkan guru
    Memegang benda dengan benar
    Menggerakkan benda dengan baik
    Menulis dengan tekanan pensil
    Menulis mengikuti petunjuk 5
    4
    4
    4
    4 71,42
    57,14
    57,14
    57,14
    57,14 6
    6
    5
    4
    5 85,71
    85,71
    71,42
    57,14
    71,42 7
    7
    7
    6
    7 100
    100
    100
    85,71
    100
    Jumlah /Rata-rata 21 59,99 26 74,28 34 97,14

    Tabel 6
    Peningkatan Aktivitas Latihan Siswa pada Setiap Siklus

    S i k l u s Nilai Rata-rata Peningkatan
    Siklus I 59,99 -
    Siklus II 74,28 14,29
    Siklus III 97,14 22,86




    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa metode drill pada latihan motorik halus dengan menggunakan barang bekas yang menimbulkan bunyi padasiswa CP kelas I-D1 SLB-D1 YPAC Surakartadapat meningkatkan aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar menulisnya.Artinya, bahwa latihan tersebut mampu menjadikan siswa dapat belajar dengan lebih senang dan lebih termotivasi yang pada akhirnya bermuara kepada terjadinya peningkatan hasil belajarnya.



    DAFTAR PUSTAKA


    Abdurrahman Mulyono, (1995). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Surakarta: FKIP UNS Surakarta.
    Abdul Salim, (1996). Ortopedagogik Tunadaksa II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
    Depdiknas, 2006. Pedoman Administrasi sekolah Luar Biasa, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
    Depdiknas, (1996). Ortopedagogik Umum I. Jakarta. Direktorat Pembeinaan Sekolah Luar Biasa.
    Depdiknas, (2002). Paket Penanganan Siswa Berkesulitan Belajar, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional,
    Depdiknas, (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Khusus Tunadaksa Ringan dan TunadaksaSedang. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
    Depdiknas. (2008). Bahan Ajar Latihan Keterampilan Menulis, Jakarta: Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan.
    Effendi, Muhammad, (2006). Pengantar Psikho Pedagogik Anak Berkesulitan. Jakarta: Bumi Aksara.
    Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
    Nana Sudjana, (2007). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rodaskarya.
    Ngalim Purwanto, (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung” Remaja Rosdakarya’
    Pasaribu dan Simanjuntak, (2003). Psikhologi Perkembangan. Bandung: Tarsito.
    Soeharso, (1959). Cerebral Palcy (Cacat Sejak Lahir). Surakarta YPAT.
    Suwarno, (2006). Pengajaran Mikro. Jogjakarta: IKAPI.
    Stephen, (2004). Peningkatan Minat Kemempuan Anak Usia Pra Sekolah Untuk BelajarMembaca dan Menulis Permulaan Menggunakan Komputer AIDED LIERNING. Gemetika Jurnal Manajemen Informatika, vol 9. Juni 2008.
    Winarno Surakhmat, (2003). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito

    Label: